Kamis, 02 Oktober 2008

KATA ADALAH DOA (MD0017)



Tulisan ini terinspirasi oleh ungkapan yang disampaikan istri saya ketika saya mengucapkan kata-kata tidak baik walaupun hanya bercanda atau tidak disengaja. Saya masih ingat dia senantiasa menyampaikan “Kalau bicara itu yang baik-baik karena kata itu doa”. Kata, kadang merefleksikan apa yang dipikirkan seseorang dan apa yang diyakini seseorang. Sepajang yang saya ketahui seseorang lebih mudah berkata negatif daripada berkata positif. Orang lebih suka mengomentari yang jelek dari pada berkomentar yang baik. Ketika mau mengambil uang di ATM salah satu bank di simpang Cilegon saya pernah menyaksikan dua orang tua yang memarahi anaknya yang baru berumur tiga atau empat tahun karena naik sepda motor dengan kata-kata yang saya sendiri tidak enak untuk didengar. Kata-kata yang tidak sedap didengar itu begitu ringan dan mudah keluar dari kedua orang tua tersebut. Padahal kata-kata tersebut bisa berpengaruh pada kebiasaan dan karakter anak.
Ataupun ungkapan-ungkapan kegagalan ataupun ketidakmampuan yang sering dikeluhkan oleh para pengeluh, seolah-olah pengeluh itu menyakini apa yang dia keluhkan, merasa tidak bisa, merasa tolol, merasa minder, merasa tidak berguna dan lain-lain.
Ada tiga alasan mengapa seseorang itu harus berpikir positif dan berkata baik :
1. Sesuatu yang dikatakan, dipikirkan dan diyakini oleh tubuh akan direspon. Tubuh akan berusaha merealisasikan apa yang dia katakan, pikirkan dan yakini. Seseorang yang berkeinginan untuk mendapatkan hasil IP yang tinggi dan dia yakin itu, dia akan lebih bersemangat dalam belajar, matanya lebih bisa terjaga hingga larut malam, pikirannya mengolah materi pelajaran dengan baik, hatinya bersemangat ini berawal dari keyakinan. Berbeda dengan seorang tidak yakin akan IPnya maka ia akan belajar seadanya bahkan tidak belajar karena mata mengantuk, pikiran buntu, hati tidak bersemangat. Ini terjadi karena tubuh juga berusaha merealisasikan apa yang dia yakini bahwa dia tidak mampu meraih IP yang tinggi. Ini akan menghasilkan output yang berbeda.
2. Malaikat akan mengamini apapun yang kita katakan, pikirkan dan yakini
3. Ingat, bahwa Allah sesuai dengan prasangka hambanya. Jika hambanya berkeyakinan dia adalah orang bodoh, minder tidak bisa maka Allah akan kabulkan itu dan sebaliknya. Itulah hikmah mengapa manusia harus husnudzan bukan suudzan.
Salah satu penyanyi yang cukup popular Dewi Yul pernah mengatakan bahwa semua lagu-lagu yang pernah dia nyanyikan kini semuanya menjadi kenyataan. Maka berhati-hatilah dalam berkata, berpikir dan meyakini

Tidak ada komentar: